Kamis, 09 Juli 2015

Inong : Dongeng Rumah Jalang


Berawal dari kebingungan seorang seniman jalanan (Sandek) perihal ingatannya yang semakin rapuh yang tanpa ia sadari didengar oleh seorang politikus (Madrani). Tidak ada masalah yang ingin mereka ceritakan diawal sampai bangku dan pohon tempat mereka bertemu itu menjadi saksi bisu keanehan dunia yang mereka anggap biasa saja. WANITA, itulah yang mereka peerdebatkan. Lelaki yang meng-agung-kan seorang wanita yang bukan istrinya dan politikus wanita yang juga membanggakan teman ‘wanita’ tangguhnya. Terlihat  mereka berdua tidak memiliki kecocokan sama sekali, ejekan ceplas-ceplos ala seniman  dan sindiran sarkasme khas politikus pun mewarnai perbincangan mereka malam hari itu.  Pertemuan mereka diakhiri dengan perjanjian untuk mempertemukan wanita siapa yang lebih hebat diantara mereka.
Di waktu yang sama seorang pemuda (Silay) dari kalangan terpelajar sedang mendatangi sebuah bangunan yang dijuluki ‘rumah jalang’. Sebelum berhasil masuk ke dalam rumah itu, Silay dihadang oleh seorang banci kaleng (Dini) yang menawarkan paket istimewa ala banci. Godaan berat dari banci kelas kakap Silay hiraukan karena wanita yang ia inginkan adalah Inong bidadari rumah jalang. Suasana romantis dan sedikit nakal mewarnai pertemuan mereka sebelum akhirnya Inong memutuskan untuk berhenti dan keluar dari lubang masa lalunya. Tanda tanya besar itupun terjawab setelah Inong dengan air mata dan suara renta nya mengungkapkan sebuah rahasia besar bahwa ia terjangkit shipilis akud. Kemarahan Silay yang mengetahui bahwa ia tertular penyakit kotor itu sempat Inong rasakan sebelum ia pergi meninggalkan rumah jalang. Di luar rumah nampak ibu-ibu yang sempat menguping pembicaraan mereka. Mereka sangat senang akan kepergian Inong yang berarti perginya kutukan dari tempat itu.
Sandek masuk ke rumah jalang untuk mencari wanita yang memberinya inspirasi atas semua karya seni nya itu. Namun yang ia temukan hanya seorang pemuda yang tertunduk lemah di sudut ruangan. Sandek mempertanyakan keberadaan Inong kepada Silay, tapi jawaban Silay hanyalah kondisi kotor Inong yang tersirat tanpa mampu dibaca Sandek. Silay yang merasa terhina karrena Sandek terus membanggakan Inong dan bercerita bahwa dia lah lelaki terbaik di rumah jalang membuat Silay menyombongkan dirinya pula dan lupa sejenak akan kebenciannya pada Inong. Masuklah Madrani yang juga menyombongkan kehebatannya akan wanita yang menjadi syahwat politiknya. Mereka semua memperebutkan satu wanita, yaitu Inong. Silay yang tidak tahan akhirnya memberitahu bahwa Inong menderita penyakit kelamin. Rasa bangga mereka terhadap Inong berubah menjadi kebencian yang tidak dapat terbendung. Mereka meninggalkan rumah jalang saat itu juga untuk berpencar mencari Inong.
Ketiga orang itu telah merasakan kebencian Inong. Mereka terkapar lemah tak berdaya di tempat masing-masing. Namun pikiran mereka tertuju pada penyesalan akan apa yang telah mereka perbuat. Inong terus hadir dalam bayangan mereka seolah telah puas dan tanpa penyesalan telah berhasil menularkan penderitaan yang selama ini ia rasakan. Orang-orang yang berbeda dalam segala hal namun memiliki satu persamaan, yaitu perempuan. Berikut ini adalah pemeran naskah Inong pada pementasan Rennoviesta
1.       Inong                    : Maharani Fauziah (Sastra Indonesi 2014)
2.       Sandek                 : Adi Mustofa (Manajemen 2014)
3.       Madrani               : Nina Sagitha Pratiwi (Pendidikan Dokter Hewan 2014)
4.       Silay                    : Ayub Ashari (Pendidikan Apoteker 2014)
5.       Banci                   : Deni Setiawan (Antropologi 2014)
6.       Ibu Rumpi 1        : Ilma Abidina Cahya (Biologi 2014)

7.       Ibu Rumpi 2        : Sri Umida Setyaningsih (Budidaya Perairan 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar