Minggu, 30 Agustus 2015

“Kampoeng UKM dan Gebyar UKM” : Potret Kecil Kegiatan UKM di Universitas Airlangga



          Serangkaian kegiatan PPKMB Amerta telah usai. Kegiatan penyambutan mahasiswa baru tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, terutama dalam hal pengenalan berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa. Di Universitas Airlangga terdapat 38 jenis UKM yang bergerak dalam berbagai divisi diantaranya divisi olahraga, divisi seni, divisi khusus, divisi kerohanian, dan divisi bela diri. Mungkin para mahsiswa baru masih bertanya-tanya, sebenarnya apa tujuan mengikuti UKM. Universitas menyediakan UKM sebagai sarana pengembangan bakat mahasiswa pada bidang yang mereka sukai, di UKM kita tidak hanya bisa mengembangkan bakat, namun juga bisa berlatih untuk memimpin dan dipimpin layaknya kita mengikuti organisasi yang lain. Di tahun sebelumnya, pameran UKM dilaksanakan di Gedung Airlangga Convention Center (ACC) namun tahun ini dikemas secara berbeda dengan nama Kampoeng UKM dan Gebyar UKM. Kampoeng UKM dilaksanakan di Danau Kampus C Unair pada tanggal 24-27 Agustus 2015. Sedangkan Gebyar UKM puncak pengenalan UKM dilaksanakan di Gedung ACC pada tanggal 28 Agustus 2015.
          UKM Teater bergerak dalam divisi seni, di UKM ini, mahasiswa dapat melatih kemampuan akting, dan juga public speaking. Mengapa dapat melatih kemampuan public speaking? Karena dengan mengikuti UKM ini, mahasiswa terbiasa percaya diri dihadapan publik. Tentunya skill ini sangat dibutuhkan oleh seorang mahasiswa baik untuk keperluan akademik maupun non akademik. Di Kampoeng UKM, UKM Teater menempati stand no.27 dengan penjaga stand yang unik, karena setiap penjaga stand memakai make up untuk menampilkan berbagai karakter seperti karakter hantu, kuntilanak, ustad dan lainnya. Kampoeng UKM dimulai pukul 9.00-16.00 WIB, para mahasiswa baru yang tertarik untuk bergabung dengan UKM Teater mengisi log book yang berisi nama, fakultas, serta nomor hp mereka. Setiap stand dari UKM menampilkan apa yang menjadi identitas UKM mereka, tentunya dilengkapi juga dengan dekorasi stand yang unik. Setiap UKM juga diberi kesempatan untuk tampil di panggung, mementaskan apa yang mereka rencanakan.  
       

                                               Penampilan UKM Teater saat "Kampoeng UKM"
                                                Penjaga stand UKM Teater Mata Angin
                                            Penjaga stand UKM Teater Mata Angin

                                               Penjaga stand UKM Teater Mata Angin




                                                    Para pemain "Gebyar UKM"
Gebyar UKM adalah puncak dari acara pengenalan UKM yang diisi dengan pementasan di gedung ACC. UKM yang berasal dari divisi seni(Teater, Paduan Suara, Orchestra, Unit Kegiatan Tari dan Karawitan) membentuk kolaborasi unik yang mampu mengalihkan perhatian para penonton. Kegiatan pengenalan UKM ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para mahasiswa baru , dan mereka dapat memilih UKM manakah yang akan diikuti. 

Jumat, 14 Agustus 2015

Renoviesta Pesta Penyambutan Anggota Baru dan Kebangkitan UKM Teater Mata Angin 2015

Hai blogger, salam budaya !!!. Sudah tahu tentang Renoviesta ?? Jadi Renoviesta adalah Sebuah pementasan tahunan yang diselenggarakan oleh UKM Teater Mata Angin Universitas Airlangga. Renoviesta berasal dari 2 kata yaitu Renovatio dan Viesta, Renovatio artinya Kebangkitan, sedangkan Viesta adalah Pesta, jadi Renoviesta berarti pesta kebangkitan. Pementasan ini sebagai upaya penyambutan anggota baru dari UKM Teater Mata Angin sendiri. Renoviesta juga bertujuan untuk menampilkan apa yang telah dipelajari oleh anggota baru selama 1 tahun, diantaranya adalah gestur, vokal, mimik, musik, dan sebagainya. “Harapannya dengan adanya anggota baru, UKM Teater Mata Angin Unair semakin jaya, semakin hebat, semakin unggul, semakin kompetitif “ ujar Ketua Renoviesta 2015 Wahyu Mega Lestari mahasiswi Fakultas Perikanan dan Kelautan 2013. 
Nah untuk Renoviesta tahun ini bertemakan “Rok Mini” atau Roda Kehidupan Masa Kini yang direalisasikan dalam penampilan 2 kelompok yaitu kelompok 1 yang menampilkan naskah drama Pada Suatu Hari yang disutradarai oleh Bryan Ahmad A.L mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan 2014 (Naskah Kelompok 1) dan kelompok 2 yang menampilkan naskah drama Inong, Dongeng Rumah Jalang dengan Sutradara Adi Mustofa mahasiwa Fakultas Ekonomi Bisnis 2014 ( Naskah Kelompok 2). Beberapa inovasi pada Renoviesta tahun ini diantaranya adalah penggabungan berbagai macam seni tidak hanya seni teatrikal, namun ada seni musik yang berupa penampilan ryro beatbox, biola dan saxophone. Personil ryro beatbox adalah Ryan Adhi Triatmadja dan Roihan Ramadhan (FPK 2013), pemain biola Ined Violint(FPK 2012). Sedangkan pemain saxophone adalah Adit mahasiswa FPK. 
Pada pementasan Renoviesta ini, Bapak Puji Karyanto dosen dari Fakultas Ilmu Budaya Unair sekaligus pembina UKM Teater menentukan Best Actor, Best Actress, Best Performance, Best Crew. Best Acrtor diraih oleh Adi Mustofa (FEB 2014), Best Actress Iga Ayu (FISIP 2014), Best Performance Kelompok 1, Best Crew Kelompok 2. 
  Sutradara dari kiri Adi Mustofa(FEB 2014) Bryan Ahmad(FKH 2014)


  Kelompok 2. Dari kiri Nina Sagitha(FKH 2014), Ayub Ashari (FF 2014)


                                     Foto bersama seluruh pemain dan crew




































Jumat, 07 Agustus 2015

©©© PENGUMUMAN ©©©


      Berikut ini adalah nama-nama sekolah dari peserta-peserta lomba menulis naskah drama dan puisi "RENOVIESTA 2015", bagi yang nama sekolahnya telah tercantum berarti sertifikat peserta sudah dikirim ke sekolah masing-masing. Bagi yang merasa nama sekolahnya belum tercantum atau Sertifikat telah sampai akn tetapi namanya salah, mohon menghubungi CP teater mata angin. Terimakasih. ^_^



SMAN 16 SBY
SMAN 1 KAUMAN TULUNGANGUNG
SMAN 4 SIDOARJO
SMAN 1 SIDAYU
SMAN 1 BADEGAN PONOROGO
SMAN 20 SBY
SMAN 1 SAMPANG
SMAN 1 BANGKALAN
SMAN 3 BANGKALAN
SMAN 1 PLEMAHAN
SMAN 1 TRENGGALEK
SMAN 1 LAMONGAN
SMAN 1 MALANG
SMAN 1 PACITAN
SMAN 1 PURI MOJOKERTO
SMAN 1 GRESIK
SMA PGRI 1 GRESIK
SMAN 1 KAUMAN TULUNGAGUNG
MAN 2 PONOROGO
SMAN 1 NGAWI
SMAN 2 NGANJUK
SMAN 1 KREMBUNG
SMAN 1 PORONG
SMAN 1 SUTOJAYAN
SMAN 1 SAMBIT PONOROGO
SMK GIKI 1 SBY
SMAN 1 JETIS PONOROGO
SMAN KESAMBEN JOMBANG
MA ITMAMUNNAJAH
SMAN 1 SIDOARJO
SMKN 12 SBY
SMAN 15 SBY
SMAN 2 KEDIRI
SMAN 1 PARE
SMAN 3 MOJOKERTO
SMAN 1 BOJONEGO
SMAN 1 PONOROGO
SMAN 3 PROBOLINGGO
SMAN MODEL TERPADU BOJONEGORO
SMA 1 PASURUAN
SMAN 2 SBY
SMAN 6 SBY
SMAN 1 KEPANJEN
SMKN MOJOAGUNG
SMA GEMA 45 SBY
MA TMI AL-AMIEN PRENDUEAN SUMENEP

Kamis, 09 Juli 2015

Daftar Pengurus UKM Teater Mata Angin Periode 2015-2016



Badan Pengurus Inti     


Bidang Art
 
Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia

Bidang Kesekretariatan

 
Bidang Penelitian dan Pengembangan

Bidang Komunikasi dan Informasi



Inong : Dongeng Rumah Jalang


Berawal dari kebingungan seorang seniman jalanan (Sandek) perihal ingatannya yang semakin rapuh yang tanpa ia sadari didengar oleh seorang politikus (Madrani). Tidak ada masalah yang ingin mereka ceritakan diawal sampai bangku dan pohon tempat mereka bertemu itu menjadi saksi bisu keanehan dunia yang mereka anggap biasa saja. WANITA, itulah yang mereka peerdebatkan. Lelaki yang meng-agung-kan seorang wanita yang bukan istrinya dan politikus wanita yang juga membanggakan teman ‘wanita’ tangguhnya. Terlihat  mereka berdua tidak memiliki kecocokan sama sekali, ejekan ceplas-ceplos ala seniman  dan sindiran sarkasme khas politikus pun mewarnai perbincangan mereka malam hari itu.  Pertemuan mereka diakhiri dengan perjanjian untuk mempertemukan wanita siapa yang lebih hebat diantara mereka.
Di waktu yang sama seorang pemuda (Silay) dari kalangan terpelajar sedang mendatangi sebuah bangunan yang dijuluki ‘rumah jalang’. Sebelum berhasil masuk ke dalam rumah itu, Silay dihadang oleh seorang banci kaleng (Dini) yang menawarkan paket istimewa ala banci. Godaan berat dari banci kelas kakap Silay hiraukan karena wanita yang ia inginkan adalah Inong bidadari rumah jalang. Suasana romantis dan sedikit nakal mewarnai pertemuan mereka sebelum akhirnya Inong memutuskan untuk berhenti dan keluar dari lubang masa lalunya. Tanda tanya besar itupun terjawab setelah Inong dengan air mata dan suara renta nya mengungkapkan sebuah rahasia besar bahwa ia terjangkit shipilis akud. Kemarahan Silay yang mengetahui bahwa ia tertular penyakit kotor itu sempat Inong rasakan sebelum ia pergi meninggalkan rumah jalang. Di luar rumah nampak ibu-ibu yang sempat menguping pembicaraan mereka. Mereka sangat senang akan kepergian Inong yang berarti perginya kutukan dari tempat itu.
Sandek masuk ke rumah jalang untuk mencari wanita yang memberinya inspirasi atas semua karya seni nya itu. Namun yang ia temukan hanya seorang pemuda yang tertunduk lemah di sudut ruangan. Sandek mempertanyakan keberadaan Inong kepada Silay, tapi jawaban Silay hanyalah kondisi kotor Inong yang tersirat tanpa mampu dibaca Sandek. Silay yang merasa terhina karrena Sandek terus membanggakan Inong dan bercerita bahwa dia lah lelaki terbaik di rumah jalang membuat Silay menyombongkan dirinya pula dan lupa sejenak akan kebenciannya pada Inong. Masuklah Madrani yang juga menyombongkan kehebatannya akan wanita yang menjadi syahwat politiknya. Mereka semua memperebutkan satu wanita, yaitu Inong. Silay yang tidak tahan akhirnya memberitahu bahwa Inong menderita penyakit kelamin. Rasa bangga mereka terhadap Inong berubah menjadi kebencian yang tidak dapat terbendung. Mereka meninggalkan rumah jalang saat itu juga untuk berpencar mencari Inong.
Ketiga orang itu telah merasakan kebencian Inong. Mereka terkapar lemah tak berdaya di tempat masing-masing. Namun pikiran mereka tertuju pada penyesalan akan apa yang telah mereka perbuat. Inong terus hadir dalam bayangan mereka seolah telah puas dan tanpa penyesalan telah berhasil menularkan penderitaan yang selama ini ia rasakan. Orang-orang yang berbeda dalam segala hal namun memiliki satu persamaan, yaitu perempuan. Berikut ini adalah pemeran naskah Inong pada pementasan Rennoviesta
1.       Inong                    : Maharani Fauziah (Sastra Indonesi 2014)
2.       Sandek                 : Adi Mustofa (Manajemen 2014)
3.       Madrani               : Nina Sagitha Pratiwi (Pendidikan Dokter Hewan 2014)
4.       Silay                    : Ayub Ashari (Pendidikan Apoteker 2014)
5.       Banci                   : Deni Setiawan (Antropologi 2014)
6.       Ibu Rumpi 1        : Ilma Abidina Cahya (Biologi 2014)

7.       Ibu Rumpi 2        : Sri Umida Setyaningsih (Budidaya Perairan 2014)

Jumat, 03 Juli 2015

Pada Suatu Hari

Sutradara : Bryan Lubis(FKH 2014)

Karya: Arifi C. Noor
Versi: RENOVIESTA 2015 TEATER MATA ANGIN UNAIR

            Naskah ini mengisahkan tentang pasangan suami isteri yang sudah tua. Mereka baru saja mengadakan sebuah pesta atas ulang tahun pernikahanannya, sejak muda dulu hingga saat itu mereka selalu melakukan hal yang romantis.hingga akhirnya beberapa hari setelah pesta itu datanglah seorang janda (Nyonya Wenas) yang bertujuan ingin meminta maaf kepada pasangan suami istri tersebut (nenek dan kakek) atas ketidak hadirannya dalam pesta ulang tahun pernikahan mereka. Nenek tahu jika janda tersebut yang merupakan kekasih kakek pada saat muda dulu itu memang tidak diundang kemudian marah besar kepada kakek. Kekesalan nenek semakin bertambah lantaran Joni yang merupakan pembantunya memberikan es susu yang merupakan kesukaan nyonya Wenas. Nenek yang marah besar akhirnya meminta bercerai dengan kakek. Kakek yang berusaha meminta maaf dan menenangkannya pun tidak sanggup merubah keputusan nenek.

            Nenek dan kakek bertengkar hebat, tiba tiba datanglah anak tertua mereka (Nita) untuk berkunjung, Nita hanya bisa terdiam melihat pertengkaran itu. Kemudian datanglah adik Nita (Novia) dengan membawa pakaian pakaiannya dan anaknya seolah olah orang yang akan pergi dari rumah. Ternyata benar saja, Novia berencana pergi dari rumahnya karena sedang bertengkar denang suaminya (Vita) lantaran Novia cemburu kepada seorang pasien Vita, kemudian ia meminta cerai kepada suaminya. Nenek dan kakek yang mengetahui cerita itu kemudian menasihati Novia tanpa sadar jika mereka juga mengalami hal yang sama. Keadaan mulai memanas ketaka anak Novia (Meli) hilang saat bermain ikan di kolam dengan Joni, yang ternyata telah dibawa pulang oleh Vita ayahnya sendiri. Novia pun sadar akan kesalahannya. Nita dan Novia kemudian berpamitan pulang. Nenek dan kakek yang lupa atas masalahnya sendiri kembali mesra seperti biasa hingga akhirnya Joni datang dengan membawa dua gelas es susu yang mengingatkan nenek kepada nyonya Wenas, nenekpun marah kembali kepada kakek. Ternyata dibalik kepolosan Joni, dia menyimpan dendam yang besar kepada keluarga nenek dan kakek dan dia telah bersekongkol dengan nyonya wenas untuk merusak hubungan nenek dan kakek. Berikut ini adalah nama pemeran dari naskah Pada Suatu Hari di acara Renoviesta :
1. Kakek                : Fandi Firmansyah (Fisika 2014)
2. Nenek                : Conny Nadia (Pendidikan Apoteker 2014)
3. Nyonya Wenas  : Iga Ayu Rizki ( Ilmu Politik 2014)
4. Novia                : Furinanda Prima Waliyanisa (Pendidikan Dokter Hewan 2014)
5. Nita                   : Mila (Pendidikan Dokter Hewan 2014)
6.Joni                    : Ramadhana Yoga P (Pendidikan Dokter Hewan 2014)
7. Sopir                 : Dimas Prayogi (Pendidikan Apoteker 2014)
8. Anak Novia      : Fatma Rahmania ( Pendidikan Dokter Hewan 2014)



Kamis, 14 Mei 2015


UKM Teater Mata Angin Universitas Airlangga
dengan bangga mempesembahkan

--RENOVIESTA 2015--
yang merupakan acara tahunan daru UKM Teater Mata Angin UNAIR yang mengangkat tema ROK MINI (Roda Kehidupan Masa Kini) Pada tahun ini akan menampilkan cerita "PADA SUATU HARI" dan "INONG, DONGENG RUMAH JALANG" dan penampilan bintang tamu keren dari Teater Tiyang Alit ITS, RYRO BEATBOX, INED VIOLIN dan GILANG SAXOPHONE

acara diselenggarakan pada
-hari / tanggal : JUMAT, 22 MEI 2015 pukul 18.00 WIB
-tempat : GEDUNG KESENIAN CAK DURASIM SURABAYA

FREE ENTRY GUYS!!!

Tak enteni yo rek. Ajak teman, sahabat, pacar, gebetan lan keluargamu pisan smile emotikon

for more info:
SHOKHI 08977311243
FB : Teater Mata Angin UNAIR
TWITTER : MataAngin_UA
BLOG : temaunair.blogspot.com

#RENOVIESTA2015
#ROKMINI
#TEATERMATAANGINUNAIR
#MakeitSPECTACULAR!!

Selasa, 21 April 2015

ULAN MERINDU
Karya : Hanif Artafani Biasmara


     BABAK 1
*Instrumen musik dimulai dan lampu lighting ON. Set panggung taman sederhana.
NARATOR : Senandung malam tengah bergelora. Sang rembulan pun seakan malu menyaksikan dua insan tengah memadu kasih. Bintang-bintang yang bertaburan menambah syahdu malam itu. Bahasa cinta yang membias dalam setiap lengkung senyum mereka, mengiringi malam keduanya dalam rona wajah penuh kasih. Ulan dan Andung. Sepasang kekasih yang dibedakan oleh kasta dan derajat.Usia yang telah matang dan hubungan yang telah lama terjalin, menjadikan keduanya ingin segera berlabuh dalam bahtera rumah tangga. Akan tetapi restu Ayah Ulan belum juga mereka dapatkan. Lalu akan dibawa kemanakah hubungan sejoli ini?
ANDUNG : Telah lama aku menanti kala seperti ini. Tembok restu yang telah dibangun Ayahmu, seakan menjadi sekat pemisah cinta kita berdua.
ULAN           : Aku juga merindukan kala seperti ini. Namun, hingga sekarang Ayahku tak kunjung memberikan restu atas hubungan kita berdua.
ANDUNG : Lalu sampai kapan kita harus bersembunyi di belakang Ayahmu?
ULAN : Andung, aku pun juga tak tahu sampai kapan kita akan menemukan titik terang dalam hubungan ini.
ANDUNG : Ulan apakah engkau masih ingin berjalan dalam lorong gelap ini?
ULAN : Tentu saja tidak! Siapa yang ingin berjalan dalam lorong gelap tanpa adanya penerangan?
ANDUNG : Maka dari itu Ulan, aku ingin segera meminangmu. Agar hubungan ini segera berlabuh dalam bahtera rumah tangga.
ULAN : Tapi apakah engkau telah siap menghadap ayahku?
ANDUNG : (Berdiri membelakangi ulan) Apapun rintangannya aku telah siap menghadapinya. Seberat apapun jalan yang harus kulalui, aku akan tetap kukuh pada pendirianku agar aku segera meminangmu. Walaupun nyawa jaminannya.
ULAN : (Berdiri tetapi masih ditempat) Tetapi kau tahu sendirikan bagaimana watak Ayahku.
ANDUNG : (Kembali ke tempat Ulan, dan duduk) Sudahlah Ulan kau tak perlu cemas. Cinta kita tidak bisa terpisahkan. Cinta kita telah kokoh. Tak seorang pun sanggup meruntuhkan cinta kita berdua.
AYAH : (Berjalan dari arah kiri panggung penuh amarah menuju Ulan dan Andung) Ulan...!!!
ULAN : (Kaget dan cemas, Ulan yang sebelumnya berada di sebelah kanan, kini bertukar posisi dengan Andung yang berada di sebelah kiri) Ayah?
AYAH : Beraninya kau! (Tangannya akan menampar Ulan, tapi Andung segera menghadangi tangan Ayah. Sehingga sekarang Andung berada di depan Ulan)
ANDUNG : Cukup Tuan, jangan kau sakiti putri anda. Dia tidak bersalah. Ini adalah salahku, yang ingin bertemu putri Tuan tanpa seijin dari anda.
AYAH : Siapa engkau? (Menatap tajam ke arah mata Andung, lalu memalingkan muka dan membelakangi Ulan dan Andung)Pemuda miskin yang tak jelas asal usulnya. (Kepalanya agak menoleh ke Ulan dan Andung) Berani-beraninya kau menjalin hubungan dengan anakku, yang jelas memiliki kasta dan derajat yang lebih tinggi darimu? Aku tak ingin anakku hanya kau nafkahi dengan kata-kata cintamu. Dia adalah putriku satu-satunya. Tak akan kubiarkan orang sepertimu menikahinya!( Langsung kepalanya menghadap ke belakang dan tangan kirinya menunjuk Ulan)
ANDUNG : (Sedikit melangkah menuju Ayah) Tuan, maafkan jika saya lancang. Saya sadar jika kasta dan derajat antara saya dan Ulan memang berbeda. Ulan berasal dari keluarga bangsawan dan saya hanyalah orang miskin tak berpenghasilan. Namun dari lubuk hati yang paling dalam, saya ingin segera meminang putri anda.
AYAH : Tidak! (Langsung menuju ke Andung dan menamparnya, Ulan langsung menolong dan membantu Andung berdiri) Dimana rasa malumu? Sudah kubilang aku tak sudi kau menikahi putriku. Modal apa yang kau bawa untuk meminangnya? Cinta? Cinta hanyalah sebuah kiasan kuno dalam biduk rumah tangga. Kini apalah arti cinta jika tidak bisa membuat perut menjadi kenyang.
ULAN : Ayah, setidaknya kau beri Andung kesempatan. Aku mohon ayah (Bersimpuh di kaki ayah)
AYAH : (Dengan muka kebencian) Buat apa aku beri dia kesempatan? Seperti tidak ada lelaki lain yang lebih pantas buatmu.
ULAN : Kumohon Ayah... (Dengan muka memelas)
AYAH : Baiklah. Tetapi dengan persyaratan kau harus merantau jauh dari sini, dan pulang dengan membawa hasil. Aku tidak ingin kau pulang hanya dengan tangan kosong. Jika engkau pulang dengan tangan kosong tak sudi aku menerimamu sebagai menantu. Karena orang miskin tidak pernah ada dalam sejarah silsilah keluarga kami.
UNDUNG : Terimakasih tuan (Berusaha mencium tangan Ayah, tetapi dengan sombongnya Ayah menepis tangan Andung dan memalingkan badan ke belakang).(Memegang kedua tangan Ulan) Ulan, mungkin ini telah menjadi jalan kita untuk mencapai kebahagiaan. Aku harus memenuhi persyaratan dari ayahmu. Aku berjanji akan kembali dalam waktu dekat. Aku tidak kau harus menunggu terlalu lama.
ULAN : Kekasihku jaga dirimu baik-baik di sana. Aku akan selalu merindukanmu. Jika ini pertemuan kita yang terakhir kalinya, aku mohon kau akan selalu mengingatku.
ANDUNG : Kenapa kau berkata seperti itu Ulan? Tak perlu kau ucapkan kata-kata itu. Karena aku pasti akan kembali padamu. Ulan aku harus pergi...(Melepaskan tangan Ulan) Jaga dirimu baik-baik.
ULAN : (Saat Andung melangkah beberapa langkah, Ulan memanggilnya dan memeluknya dengan erat) Andung.....!
ANDUNG : (Melepaskan pelukan) Tak perlu kau teteskan air matamu ini (Menghapus air mata di pipi Ulan) Tak lama aku pasti akan kembali sayang. (Pergi keluar panggung sebelah kanan, namun mukanya sesekali masih memandang Ulan)
ULAN : (Menangis tersdu-sedu) Andung....
*Lampu lighting OFF. Persiapan panggung babak ke-2
BABAK 2
NARATOR : Hari demi hari berlalu. Bulan demi bulan silih berganti. Tahun demi tahun terus bergulir. Lima tahun sudah semenjak Andung pergi untuk merantau. Namun hingga kini Ia tak kunjung kembali. Ulan yang begitu merindukannya tak henti-hentinya meneteskan air mata kerinduan. Banyak lamaran pemuda lain yang Ia tolak, demi cintanya kepada Andung, Ulan tak akan pernah menerima pinangan pemuda selain Andung kekasihnya. Rindu berat Ulan, menjadikannya sering sakit-sakitan. Sampai kapan Ulan dapat membayar rindunya tersebut?
*Linghting ON. Set panggung berada di sebuah kamar khas kerajaan.
ULAN : (Menyisir rambutnya yang panjang dan bercerminsambil menangis) Duh Gusti, sampai kapan aku harus merana? Ditinggal kekasih merantau nan jauh di sana. Demi memenuhipersyaratan yang diminta Ayah. Mengapa aku harus mengalami nasib seperti ini? Andung dimana engkau berada sekarang? Kau bilang padaku, jika kau tak akan lama pergi. Tetapi mengapa kini kau tak kunjung kembali padaku? (Menghentikan aktivitasnya menyisir rambut, lalu menuju ke depan panggung) Andung pulanglah! Aku disini menantimu. Aku tak akan pernah berpaling darimu. Kekasihku sampai kapan kau menyiksaku dalam kerinduan yang selalu mengusik hati? Aku seolah pungguk yang merindukan sang rembulan. Yang kehilangan cahayanya. Yang rindu dalam kehangatan sinar bulan. (Lalu Ulan menari diiringi lagu Ulan Andung-Andung)
*Lampu hanya menyoroti Ulan. Setelah Ulan selesai menari, panggung kembali terang.
ULAN : (Lalu selesai menari tiba-tiba Ulan terjatuh dan tak sadarkan diri)
*Ayah dan Ibu masuk ke panggung dari sisi kiri. Mereka kaget melihat Ulan tak sadarkan diri.
IBU : (Berlari menghampiri Ulan)Ulan! Ulan anakku! (Meletakkan kepala Ulan dalam pangkuannya) Kenapa kamu nduk? Sadarlah nduk? Pak Ulan kenapa?
AYAH : Bapak juga tidak tahu Bu.
IBU : Ini semua salah Bapak. Coba saja bapak tidak memberikan persyaratan kepada pemuda miskin itu. Benar kata Ulan, Bapak memiliki hati yang sekeras baja.
AYAH : (Berdiri, membelakangi Ibu dan Ulan. Tepatnya berada di depan kaki Ulan) Kenapa harus Bapak yang Ibu salahkan? Bapak itu hanya melindungi putri Bapak agar terhindar dari kesengsaraan.
IBU : Bapak bilang agar putri kita terhindar dari kesengsaraan? Tapi perlu Bapak ketahui, bahwa persyaratan yang engkau buat merupakan kesengsaraan bagi Ulan. Sekarang lihatlah Ulan, terbujur lemas tak berdaya. Kesalahan apa yang telah Ia perbuat, hingga kau tega menghukumnya dalam jeruji rindu?
AYAH : Kesalahannya adalah mencintai seorang pemuda yang memiliki kasta dan derajat yang jauh di bawah kita.
IBU : Tapi jika mereka saling mencintai, apakah kau tega memisahkan mereka berdua? Engkau mesti mengingat siapa dirimu dahulu, dari mana engkau berasal. Sebelum menikah denganku engkau tak memiliki pekerjaan seperti halnya pemuda itu. Aku dan kau berasal dari derajat dan kasta yang berbeda pula. Namun Ayahku dengan lapang dada melepasku untuk dinikahi seorang pemuda miskin. Beliau hanya ingin melihat putrinya bahagia. Beliau juga tidak memberikan persyaratan yang akan menyengsarakan putrinya. Berbeda denganmu, kau memberikan persyaratan yang menyiksa putrimu sendiri. (langsung mengusap-usap wajah Ulan).
AYAH : Aku memberikan persyaratan agar pemuda miskin itu merantau jauh, sehingga Ia tidak akan kembali lagi kepada Ulan.  Mungkin sekarang Ia telah menikah dengan gadis lain di sana.
IBU : Kau seharusnya malu dengan pemuda itu. Pengorbanannya demi menikahi Ulan sungguh besar. Sedangkan kau Ayah yang tidak memiliki setitik pengorbanan pun terhadap kebahagiaan putrinya.
*Ulan tiba-tiba tersadar namun masih dalam pangkuan Ibunya. Ayah Ulan yang mendengar suaranya langsung menghampirinya dan berada di dekatnya.
ULAN : (Lemas, dan sulit bernafas) Andung, Andung, Andung. Aku sangat merindukannmu. Di mana engkau berada? Andung kembalilah padaku.
IBU : (Menangis) Ulan kau tidak apa-apa nduk? Ulan....
ULAN : (Lemas dan sulit bernafas) Ibu aku sudah tidak sanggup. Jiwaku telah lelah dalam penantian panjang. Ragaku sudah tak kuasa untuk bertahan.
IBU : Tidak nduk, kamu jangan bicara seperti itu. Ibu yakin kekasihmu pasti akan kembali. Ibu yakin itu.
ULAN : (Lemas dan sulit bernafas) Benarkah Ibu? Andung akan kembali?
IBU : Iya nduk, bersabarlah pasti sebentar lagi dia akan kembali padamu. (mengusap-usap rambut Ulan)
ULAN : (Lemas dan sulit bernafas) Ibu, Ayah, Ulan sangat menyayangi kalian. Terimakasih atas semua yang telah kalian berikan pada Ulan. Ibu kau adalah surya yang selalu menyinari hidupku. Sembilan bulan kau mengandungku dan melahirkanku dengan mengorbankan seluruh jiwa ragamu. Tak cukup dengan kata ucapan terimakasih maupun tindakan untuk membayarkan seluruh pengorbananmu. Ayah (Melihat ke ayahnya)maafkan Ulan karena sering menentang kebijakanmu. Aku berharap agar Ayah mau memaafkanku.
AYAH : Iya nduk. Ini bukanlah salahmu. Ini adalah salah Ayah yang telah memisahkanmu dengan pemuda itu.(Memegang kedua tangan Ulan)
ULAN : (Lemas dan sulit bernafas) Ibu sudikah kau menyanyikan lagu tidur sewaktu aku kecil dulu? Aku mohon Ibu.
IBU : (Menangis) Tentu saja. Akan Ibu nyanyikan untukmu. Tak lelo lelo lelo ledung, cup meneng aja pijer nangis, anakku sing ayu rupane, yen nangis ndak ilang ayune.
ULAN : (Sesak nafas) Ayah...Ibu...Andung... (Perlahan-lahan menutup mata)
IBU : (Panik) Ulan? Ulan? Ulan?
AYAH : Ulan? Sadarlah nduk!
IBU : Nduk Ibu ada di sini, kamu bangun ya? Ulan? Ulan? Ibu di sini nduk. Ulan...(Berteriak keras, dan memeluk Ulan)
AYAH : (Merangkul atau mendekap Ibu, dan menangis) Sudah Bu! Sudah!
IBU : (Menepis rangkulan Ayah) Tidak! Anakku tidak mungkin mati! Ulan bangunlah sayang. Ibu mohon?
AYAH : (Kembali merangkul atau mendekap Ibu) Sudah Bu!
IBU : (Kembali melepaskan rangkulan Ayah) Ini semua karenamu! Kau yang telah memisahkanku dengan anakku satu-satunya. Ulan bangunlah nak! Ulan bangun! Ulan... (menangis)
AYAH : (Merangkul atau mendekap Ibu yang sedang menangis) Maafkan Bapak Bu. Bapak menyesal atas keegoisan Bapak.
IBU : Ulan, bangunlah nduk! (Menangis dan memluk erat Ulan)
*Perlahan-lahan lighting OFF. Persiapan babak 3.
BABAK 3
*Instrumet musik dimulai.
NARATOR : Inilah akhir dari semua penantian Ulan. Kematian seakan merenggut harapannya untuk bersama Andung. Jiwanya telah lelah menunggu. Raganya sudah tak kuasa lagi untuk bertahan. Sang kekasih yang dipuja-pujanya tak kunjung kembali dari perantauannya. Suasana duka seakan menyelimuti langit, menghalangi surya untuk berpendar. Deru tangis ikut menghantarkan jiwa Ulan menuju alam keabadian.
*Lighting ON. Set panggung : altar (panggung kecil) untuk tempat tidur Ulan. Pemain telah bersiap di panggung  (Ulan menggunakan baju serba putih dan ditutupi kain putih, Ibu, Ayah, dan beberapa figuran menggunakan baju serba hitam).
IBU : (Kepalanya bersandar di pundak Ayah, dan menangis) Pak putri kita telah tiada. Mengapa Ia cepat sekali meninggalkan kita semua? Rasanya baru kemarin aku melahirkannya, sekarang Ia telah kembali kepada Tuhan.
AYAH : Ini semua salah Bapak Bu. Coba saja aku tidak mementingkan ego dan pencitraan yang telah aku bangun. Mungkin sekarang Ulan tidak akan seperti ini.
IBU : Penyesalan selalu berada di akhir. Kini Bapak merasakan sendiri bagaimana akibatnya. Putri kita satu-satunya harus menanggung semua perbuatan Bapak.
*Tiba-tiba Andung dari panggung sebelah kanan.
ANDUNG : (Berteriak keras) Ulan? (Berjalan pelan-pelan menuju altar Ulan) Ulan? (Membuka kain penutup)Tidak! Ini tidak mungkin (Lalu berteriak keras : AAAAAA....). Ulan mengapa engkau pergi secepat ini? Aku telah kembali. Tetapi, mengapa engkau menyambutku dalam balutan duka? Kau seakan memberiku pukulan keras. Aku merasa bersalah karena pergi meninggalkanmu terlalu lama. Ulan benar apa katamu, hari itu adalah pertemuan terakhir kita. Gusti... Apa salah hamba hingga kau menghukumku begitu berat? Aku ingin dia kembali lagi padaku. Ulan bangunlah sayang, bangun!
*Lalu tiba-tiba Ulan bangkit dari altarnya. Ayah, Ibu dan figuran mematung. Hanya Andung dan Ulan yang berdialog.
ULAN : Andung, Andung, Andung kekasihku.(Berdiri dan berjaalan menuju depan panggung) Sekian lama aku menantimu, akhirnya kau kembali. Bertahun-tahun aku menunggu hari ini. Tahukah engkau, bahwa diriku sungguh merindukanmu. Diriku laksana pungguk merindukan rembulan. Yang setiap malam menangis merindukan sang kekasih.
ANDUNG : (Beridiri dan berjalan ke depan altar, namun berada dibelakang Ulan)Maafkan aku Ulan. Aku juga sangat merindukanmu. Malam-malamku kuhabiskan untuk memandangi rembulan. Membayangkan wajahmu nan elok dalam rindu yang terus melanda.
ULAN : (Kepalanya agak menoleh ke Andung) Tapi Andung sekarang bukanlah tembok restu, kasta maupun derajat yang menjadi sekat pemisah cinta kita berdua. Melainkan dunia kita yang telah berbeda. Kau hidup dengan kesenangan duniawi. Sedangkan aku hidup dalam ketenangan jiwa. Raga kita pun tidak akan pernah menyatu. Walaupun begitu cinta kita tak pernah terpisahkan hingga akhir zaman. Karena cinta kita adalah satu.
ANDUNG : (Melangkah beberapa langkah mendekati Ulan) Ulan apakah kau benar-benar akan meninggalkanku? Tidakkah engkau kasihan padaku? Sekian lama kita merajut hubungan asmara, namun mengapa hubungan ini tidak berakhir dengan bahagia? Penderitaan ini adalah yang paling kejam dibandingkan restu yang tak diberikan Ayahmu.
ULAN : Ini bukanlah keinginanku. Ini adalah takdir yang telah dituliskan oleh Tuhan. Aku ingin hidup bahagia denganmu. Tapi takdir berkata lain, bahtera pernikahan hanyalah sebatas angan di pelupuk mata.
ANDUNG : (Memeluk Ulan dari belakang) Ulan kembalilah padaku. Aku mohon Ulan.
ULAN : (Melepaskan pelukan Andung) Tidak Andung! Aku tidak bisa mematahkan Kuasa Tuhan. Kini saatnya aku harus pergi meninggalkan dunia yang fana ini.
*Instrument musik dimulai.
ANDUNG : Tidak Ulan aku mohon (Memegang tangan Ulan, namun tangan Ulan terlepas perlahan-lahan).Ulan! Aku mohon Ulan.
*Ulan melangkah pelan-pelan keluar panggung. Lampu lighting hanya menyoroti Andung.
ANDUNG : Ulan kini kau telah pergi untuk selamanya. Lalu dengan siapa aku akan hidup? Kau adalah nafasku. Kau adalah jiwaku. Bagaimana aku bisa hidup tanpamu? Kembalilah Ulan! Kembalilah!(Berteriak)

#SELESAI#

Senin, 20 April 2015

PENGUMUMAN LOMBA RENOVIESTA 2015

PENGUMUMAN LOMBA MENULIS NASKAH DRAMA DAN PUISi RENOVIESTA 2015


       Penilaian didasarkan pada kesesuain dengan tema yang dipilih, sekaligus kesegaran sudut pandang untuk mendekati tema tersebut. Kaitannya dengan struktur penyajian, penilaian dititikberatkan pada kekuatan unsur intrinsik teks untuk mengkontruksi estetika dalam teks, dan bagaimana bentuk yang ditawarkan membentuk keutuhan gagasan dan menghadirkan konteks, sekaligus kontruksi wacana yang dihadirkan.
Untuk puisi, unsur intrinsik dipertimbangkan pada aspek bunyi, diksi, metafora, citra, imaji,enjambemen, dan tipografi teks. Sedangkan untuk drama, unsur intrinsiknya dipertimbangkan pada aspek tokoh dan penokohan, dialog, setting, latar ruang, latar waktu, alur drtamatik, plot, keberadaan prolog, epilog, teks samping, dan sekaligus potensi naskah drama tersebut untuk dipanggungkan.
Mengacu pada pertimbangan tersebut maka tim juri memutuskan bahwa juara untuk lomba penulisan puisi dan drama sebagai berikut:

Puisi
1. Sepertiga Purnama (Teguh Nur Iman)
2. Sajak Gagak (Muhammad Aji Wiyuda)
3. Bahadur (Rizqotus Sholehah)

Drama
1. Ulan Merindu (Hanif Artafani Biasmara)
2. Panji Laras dan Panji Liris (Risca Oktafiana)
3. Tanpa Judul (Ricky Gusnia D)

Keputusan dewan juri bersifat mengikat dan tidak bisa diganggu gugat.

Rabu, 15 April 2015

pengumuman lomba menulis naskah drama dan puisi renoviesta 2015

~~~PENGUMUMAN LOMBA MENULIS NASKAH DRAMA DAN PUISI RENOVIESTA 2015~~~

  Sehubungan dg adanya beberapa pertimbangan dari panitia lomba menulis naskah drama dan puisi renoviesta, maka pengumuman pemenang diundur hingga tanggal 21April 2015, kami mengucapkan terimakasih atas partisipasi semua peserta lomba menulis naskah drama dan puisi, Selamat malam dan salam budaya ^_^

Rabu, 25 Februari 2015

Teater Mata Angin Universitas Airlangga proudly present RENOVIESTA 2015; Lomba Menulis Naskah Drama dan Puisi tingkat SMA se-JATIM




RENOVIESTA 2015; Lomba Menulis Naskah Drama dan Puisi
Semangat sastra mari berkarya!"


Ngaku sebagai pecinta karya sastra?
Mau lihat seberapa hebat kamu dalam menulis sastra dibandingkan penulis muda yang lain?
Inilah saatnya kalian membuktikan diri kalian dalam dunia penulisan puisi dan naskah drama.

Sebagai bentuk komitmen UKM Tater Mata Angin terhadap perkembangan dunia sastra di kalangan anak muda Indonesia khususnya di Jawatimur maka, UKM Teater Mata Angin Universitas Airlangga(Unair) mempersembahkan sebuah ajang lomba penulisan naskah drama dan puisi tingkat SMA sederajat se-Jawatimur.
   Buat kalian yang katanya puitis dalam menulis puisi dan juga punya ide kreatif dalam menulis drama disinilah tempatnya buat kalian membuktikan kehebatan kalian. Tunjukkan bahwa ide kalian bisa unggul di antara peserta peserta yang lain dan jadilah salah seorang pemuda yang berjiwa sastra dan lestarikanlah budaya kesastraan indonesia. Tunjukkan kemampuanmu kepada dunia. Buatlah dirimu dikenal orang di dunia sastra dengan memenangkan kompetisi bergengsi ini.
    Puisi atau Naskah dramamu kah yang akan jadi pemenang lomba tingkat provinsi ini? Atau malah kedua-duanya? Ayo ikutkan karyamu dalam kompetisi ini dan buktikan sendiri jawabannya!

Tanggal
    1 Maret 2015           : pendaftaran lomba menulis naskah drama dan puisi dibuka
    30 Maret 2015         : pendaftaran dan pengumpulan terakhir naskah
    15 April 2015           : pengumuman pemenang

Ketentuan Penulisan

·         Naskah Drama           
1. Maksimal 2 buah naskah
2. Minimal 3 lembar untuk setiap naskah

·         Naskah Puisi              
1. Maksimal 3 naskah
2. Maksimal 2 lembar untuk setiap naskah

Tema untuk naskah drama dan puisi (pilih salah satu, satu naskah satu tema)

  • Pendidikan                
  • Lingkungan
  • Politik                          
  • Sejarah
  • Budaya                                  
  • Persahabatan
  • Urban Legend            
  • Romance
  • Pahlawan                                 
  • Sosial   
                                
*NB: Naskah drama dan puisi dilarang mengandung unsur SARA (Suku Ras Agama)dan Pornografi.

HADIAH LOMBA
Kategori menulis naskah drama
Juara 1: uang tunai + medali + sertifikat
Juara 2: uang tunai + medali + sertifikat
Juara 3: uang tunai + medali + sertifikat

Kategori menulis puisi
Juara 1: uang tunai + medali + sertifikat
Juara 2: uang tunai + medali + sertifikat
Juara 3: uang tunai + medali + sertifikat
*6 karya terbaik diatas akan diapresiasikan dipentas besar RENOVIESTA 2015


  
CONTACT PERSON:
  Nanis (082132171063)
  ID Line: putriyn
  Vandi (083856268341)
  Pin BB: 7E8B02A5